What's New Here?

    Wahabi Menghancurkan Semua Tempat Bersejarah Islam

    Wahabi tiada henti-hentika merusak semua tempat bersejarah umat islam, dengan berdalih syirik mereka membongkarnya, Ziarah ke tempat-tempat bersejarah seperti tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW, rumah yang pernah dihuni Rasulullah SAW bersama Siti Khadijah, makam Rasulullah SAW atau tempat-tempat yang disinggahi Nabi SAW adalah salah satu bukti nyata kecintaan seorang insan terhadap Rasulullah SAW. Peninggalan sejarah Islam itu menjadi bukti dan saksi bisu bagaimana perjuangan Rasulullah SAW dan para sahabat dalam menyebarkan agama Islam.

    Sayangnya peninggalan dan bukti sejarah Rasulullah SAW perlahan-lahan mulai hilang tak berbekas. Jika kita umat Islam berkunjung ke Mamlakah, Arab Saudi, lalu menanyakan dimana rumah tempat Nabi Muhammad SAW dulu dilahirkan atau kamarnya, maka jangan harap dapat menemukannya. Rezim Arab Saudi sudah lama menghancurkan tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW yang kini menjadi perpustakaan umum “Maktabah Makkah al-Mukarramah”. Umat Islam dari segala penjuru dunia saat ini masih senantiasa memadati tempat itu. Tujuannya satu, yakni sebagai ungkapan rasa kerinduan kepada Rasulullah SAW.
    Kini, kondisi tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW yang berukuran 10×18 meter tidak terawat dan sangat memprihatinkan. Untuk masuk ke tempat itu pun tidak mudah karena para penjaga selalu mengingatkan agar para pengunjung cukup melihat dari pintu saja dan tidak boleh berlama-lama.
    Tempat Kelahiran Nabi Dibongkar jadi Perpustakaan
    Tempat Kelahiran Nabi Dibongkar jadi Perpustakaan
    Ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, rumah itu ditinggali oleh Aqil bin Abi Thalib yang kemudian didiami oleh anak keturunannya. Selanjutnya rumah itu dibeli oleh Khaizuran, ibunda Harun Ar-Rasyid dan dibangunlah sebuah masjid. Tempat itu lalu dibongkar dan dibiarkan begitu saja. Pada tahun 1950, tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW kemudian dijadikan wakaf perpustakaan atas permintaan Syaikh Abbas Al-Qattan yang menjabat sebagai Gubernur Makkah saat itu. Kerajaan Arab Saudi pun setuju dengan syarat wakaf ini tidak bisa diperjualbelikan atau disewakan atau tidak boleh dihadiahkan kepada siapapun atau tidak bisa ditukar/ dipinjamkan kepada siapapun.
    Tahun 2014 ini, Kerajaan Arab Saudi yang bermadzhab Wahabi kembali akan membongkar tempat kelahiran rumah Nabi Muhammad SAW. Perusahaan milik keluarga Saudi, Grup Saudi Bin Laden telah mengajukan proyek penghancuran tempat lahir Rasulullah SAW untuk memuluskan pembangunan jalan bagi Imam Masjidil Haram dan istana kerajaan Saudi.
    Irfan Al-Alawi, pakar sejarah dan direktur eksekutif Heritage Research Foundation menyatakan situs bersejarah yang masih tersisa di kerajaan adalah tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW, situs itu paling penting bagi umat Islam. Situs itu sekarang terancam dibongkar. Perpustakaan kecil yang dulu dibangun pada 1950-an pun ikut dalam daftar pembongkaran. Otoritas Arab Saudi mengelak bahwa tempat itu bukanlah tempat kelahiran Nabi Muhamamd SAW dan jika tidak dibongkar dikhawatirkan akan mendorong perbuatan musyrik. Alhasil situs-situs bersejarah umat Islam terancam punah dibawah komando rezim Saudi.
    Lagi-lagi rezim Saudi dengan alasan syirik dan takut disembah umat Islam sehingga tempat itu harus dihancurkan. Jika alasannya adalah khawatir kediaman Nabi disembah dan menjadi ajang kesyirikan maka sungguh ini sangat tidak masuk akal. Benda apapun bisa menimbulkan kesyirikan, tidak hanya rumah Nabi Muhammad SAW. Mulai dari matahari, bintang, gunung, laut, sampai dengan hal-hal kecil di sekitar rumah dan yang melekat dengan diri kita pun berpotensi syirik. Sebagai contoh tengoklah Matahari yang jelas-jelas disembah, kenapa tidak dihancurkan?
    Hingga detik ini tidak ada bukti satupun yang menyatakan bahwa para Ulama dan Umat Islam sejak generasi salaf hingga sekarang ada yang menyembah rumah Nabi Muhammad SAW. Penghancuran itu justru dilakukan setelah muncul aliran Wahhabi. Dalih syirik hanya alasan Wahabi untuk menghilangkan jejak peninggalan Nabi Muhammad SAW, peninggalan terpenting umat Islam. Bahkan lihatlah bagaimana umat Islam di Masjidil Haram yang tidak pernah menyembah Ka’bah, meskipun sujud menghadap Ka’bah (sebagai Kiblat). Mereka sujud dan berdo’a di depan Ka’bah persis tapi tetap hakikatnya menyembah kepada Allah SWT bukan Ka’bah.
    Sungguh menyedihkan saat ini tempat kelahiran Nabi direncanakan akan diganti dengan komplek modern yang bernilai miliyaran dollar Amerika Serikat. Sebuah stasiun kereta akan dibangun di tempat itu untuk mengangkut para jamaah haji atau sebuah perpustakaan baru untuk menghormati Raja Abdul Aziz pendiri Rezim Saudi. Sebelumnya, gedung-gedung pencakar langit, hotel-hotel dan pusat perbelanjaan mewah sudah dan masih akan terus dibangun. Jam raksasa Abraj al-Bait sudah lama berdiri kokoh mengalahkan Masjidil Haram dan gedung-gedung tinggi lainnya.
    Pembangunan komersialisasi Makkah dan Madinah tidak lepas dari campur tangan dinasti Saud, pendiri kerajaan Arab Saudi. Keluarga kerajaan Arab Saudi yang dikenal sebagai penganut paham Wahabi telah berkuasa mulai abad ke-19. Paham Wahabi ini adalah paham baru dalam Islam yang didirikan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Dari sinilah awal mula peninggalan sejarah warisan Islam baik peninggalan Rasulullah SAW dan keluarganya, serta para sahabat dihancurkan dengan dalih menimbulkan kesyirikan.
    Sekarang mari kita lihat fakta dan realita yang dilakukan pengikut Wahabi dan pecinta Muhammad bin Abdul Wahab (pendiri Wahabi) di Arab Saudi. Di saat mereka getol membongkar sejarah peninggalan Islam termasuk tempat lahir Nabi Muhammad SAW maka di saat itu pula mereka membangun peninggalan Muhammad bin Abdul Wahhab seperti rumah Muhammad bin Abdul Wahhab, benteng Muhammad bin Abdul Wahhab, dan lainnya dan bahkan peninggalan sejarah Muhammad bin Abdul Wahhab dijaga dengan baik serta diperbaiki lebih bagus lagi dengan alasan menjaga sejarah monumental syaikh mereka tersebut. Begitu pula dengan peninggalan syaikh-syaikh Wahabi lainnya yang dibangunkan sebuah monumen yang begitu megah yang didalamnya menyimpan pernak-pernik yang pernah dipakai oleh syaikh mereka seperti kacamata, arloji, dan pena yang pernah digunakannya.
    Rumah Muhammad bin Abdulwahab (pendiri Wahabi)
    Rumah Muhammad bin Abdul Wahhab (pendiri Wahabi)
    Benteng Peninggalan Muhammad bin Abdulwahab
    Benteng Peninggalan Muhammad bin Abdul Wahhab Berdiri Kokoh
    Masjid Muhammad bin Abdul Wahhab
    Masjid Muhammad bin Abdul Wahhab Najed
    Apa yang dilakukan oleh Wahabi Saudi tidak lepas dari ulama Wahabi itu sendiri. Fatwa-fatwa ulama Wahabi ikut berperan untuk menghancurkan dan memusnahkan peninggalan sejarah Nabi Muhammad bin Abdullah SAW beserta keluarga dan para sahabatnya tetapi di sisi lain justru mengagungkan dan membangun peninggalan Muhammad bin Abdul Wahhab. Ironis sekali, peninggalan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab (Muhammad BAW) yang tidak bernilai malah dilestarikan sementara peninggalan Nabi Muhammad SAW dimusnahkan.
    Mari kita lihat dan teliti kembali fatwa-fatwa hina dan nista ulama Wahabi yang berkaitan dengan pribadi dan haq Nabi Muhammad SAW:
    • Fatwa: Wajib dibakar dan dihacurleburkan kamar Nabi Muhammad SAW begitu juga dengan kubah makam Nabi (lihat Mughni Al-Murid oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, hal. 1601).
    • Fatwa: Nabi Muhammad SAW adalah sesat sebelum menjadi Nabi (lihat Fatawa oleh Syaikh Nashiruddin Al-Albani, hal. 432).
    • Fatwa: Nabi Muhammad SAW bukanlah makhluk yang termulia (lihat At-Tawassul ‘Anwa’uhu wa Ahkamuhu oleh Syaikh Nashiruddin Al-Albani, hal. 149).
    • Fatwa: Mengharamkan safar (perjalanan) untuk ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW (lihat Fatawa Al-Albani fil Madinah wal Imarat oleh Syaikh Amr Abdul Mun’im Salim, hal. 12).
    • Fatwa: Wajib menghancurkan kubah makam Nabi Muhammad SAW (lihat Riyadlul Jannah oleh Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i).
    • Fatwa: Wajib membongkar dan memindahkan makam Nabi Muhammad SAW keluar masjid karena membiarkan makam di dalam Masjid Nabawi adalah perbuatan bid’ah (lihat Manasik al-Hajji wal ‘Umrah oleh Syaikh Nashiruddin Al-Albani, hal. 57).
    • Fatwa: Berdo’a menghadap makam Nabi Muhammad SAW adalah bid’ah dan syirik (lihat Fatwa Ibnu Utsamain min Durus wa Fatawa al-Harami al-Madani).
    • Dan masih banyak lagi fatwa ulama-ulama Wahabi yang melecehkan Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.
    Dan berikut adalah beberapa bukti peninggalan sejarah Islam yang telah dihancurkan oleh Wahabi:
    • Rumah kelahiran Nabi Muhammad SAW
    • Rumah Sayyidah Khadijah yang diubah jadi toilet
    • Rumah Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq yang diubah jadi Hotel Hilton
    • Rumah Nabi Muhammad SAW di Madinah
    • Darul Arqam, tempat pertama di mana Nabi Muhammad SAW mengajarkan Islam
    • Rumah Imam Ja’far ash-Shadiq di Madinah
    • Rumah Sayyidina Ali bin Abi Thalib dimana Sayyidina Hasan dan Husein lahir
    • Komplek Manhalla Bani Hasyim di Madinah
    • Pemakaman Jannat al-Baqi di Madinah
    • Pemakaman Jannat al-Mu’alla di Makkah
    • Makam Sayyidah Aminah binti Wahhab, ibunda Rasulullah SAW, yang diratakan dan dibakar pada 1998
    • Makam Sayyid Abdullah, ayahanda Rasulullah SAW di Madinah
    • Masjid di makam Sayyid al-Syuhada Hamza bin Abdul Muthalib
    • Masjid Fatimah az-Zahra Masjid al-Manaratain
    • Masjid dan makam Sayyid Imam al-Uraidhi bin Ja’far ash-Shadiq
    • Empat masjid di lokasi pertempuran Parit di Madinah
    • Masjid Abu Rasyid Masjid Salman al-Farsi
    • dan masih banyak lagi
    Sampai kapan ini akan berlanjut? Kejahatan-kejahatan Wahabi dibalik label “pemurnian tauhid”, ‘pemberantas syirik dan bid’ah” atau label “Kembali kepada Quran dan Sunnah” akan terus berlanjut hingga tibanya sang penegak keadilan di akhir zaman kelak yaitu al-Imam Muhammad bin Abdullah yang tersohor dengan sebutan Imam Mahdi dan beliaulah kelak yang akan memerangi mereka dan menumpas mereka yang berlindung dibawah naungan Dajjal.
    Renungkan beberapa hadits Nabi Shallahu ‘alihi wa sallam berikut ini:
    Uqbah bin Umair ra, suatu ketika menuturkan bahwa Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, pergi ke kuburan Uhud. Rasulullah menshalati mereka, sesudah delapan tahun mereka dikuburkan seperti seorang yang mengucapkan kalimat perpisahan kepada orang-orang yang meninggal.
    Usai menshalati para pejuang Uhud itu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberikan nasehat, “Aku adalah pendahulu kalian dan saksi atas kalian. Tempat bertemu kalian adalah telaga, dan aku benar-benar melihatnya (telaga) dari tempatku berdiri ini. Aku tidak khawatir kalian akan syirik, akan tetapi aku khawatir kalian akan bersaing memperebutkan dunia”,
    Kemudian, Uqbah bin Umair menyatakan : “Itu adalah saat terakhir aku melihat dan memandang Rasulullah Shallahu alaihi wassalam”. (Hadits Riwayat Imam Bukhari 3736)
    Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Aku lebih dahulu wafat daripada kalian, dan aku menjadi saksi atas kalian, dan aku demi Allah, sungguh aku melihat telagaku sekarang, dan aku diberi kunci-kunci perbendaharaan bumi atau kunci-kunci bumi, demi Allah, saya tidak mengkhawatirkan kalian akan berbuat syirik sepeninggalku, namun yang aku khawatirkan atas kalian adalah kalian berlomba-lomba mendapatkannya.” (Hadits Riwayat Imam Bukhari 6102).
    Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Aku lebih dahulu wafat daripada kalian, dan aku menjadi saksi atas kalian, dan aku demi Allah, sungguh telah melihat telagaku sekarang, dan aku diberi kunci-kunci perbendaharaan bumi atau kunci-kunci bumi. Demi Allah, saya tidak mengkhawatirkan kalian akan berbuat syirik sepeninggalku, namun yang justru aku khawatirkan atas kalian adalah kalian bersaing terhadap kekayaan-kekayaan bumi.” (Hadits Riwayat Imam Bukhari 5946).
    Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Aku mendahului kalian ke telaga. Lebar telaga itu sejauh antara Ailah ke Juhfah. Aku tidak khawatir bahwa kalian akan kembali musyrik sepeninggalku. Tetapi yang aku takutkan ialah kamu terpengaruh oleh dunia. Kalian berlomba-lomba untuk mendapatkannya kemudian berbunuh-bunuhan, dan akhirnya kalian musnah seperti kemusnahan umat sebelum kalian”. (Hadits Riwayat Imam Muslim 4249).
    Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sungguh demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan dari kalian. Akan tetapi yang aku khawatirkan atas kalian adalah bila kalian telah dibukakan (harta) dunia sebagaimana telah dibukakan kepada orang-orang sebelum kalian lalu kalian berlomba-loba untuk memperebutkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba memperebutkannya sehingga harta dunia itu membinasakan kalian sebagaimana telah membinasakan mereka.” (Hadits Riwayat Imam Bukhari 2924).
    Dan kini nyatalah hadits Rasulullah SAW di atas. Makkah dan Madinah yang menjadi pusat peradaban umat Islam sudah berubah menjadi “Las Vegas”-nya umat Islam. Proyek-proyek pembangunan yang bernilai triliyunan dollar mengalir deras di kedua kota suci umat Islam itu menggeser gaya tradisional Hijaz. Tempat yang suci nan sakral itu pun menjadi surga para pecinta dunia. Segala kemewahan dunia bisa didapat dengan mudah. Dan ini akan terus berlangsung sampai munculnya Dajjal.
    يخرج قوم من قبل المشرق يقرءون القرآن لا يجاوز تراقيهم كلما قطع قرن نشأ قرن حتى يخرج فى بقيتهم الدجال
    “Akan keluar dari arah timur sekelompok orang yang membaca Al-Quran namun tidak sampai ke kerongkongan mereka (tidak pandai memahami kandungan Al-Quran dan semua nasehat al-Quran tidak masuk ke dalam hati mereka), tiap kali putus qornnya (tanduknya/ kurunnya/ masanya) maka muncullah qorn yang lainnya (mereka akan selalu ada di setiap kurun/ qorn) hingga generasi mereka selanjutnya akan bersama Dajjal “. (Hadits Riwayat Imam Ahmad dalam musnadnya). (elhooda.net)

    Wahabi Menghancurkan Semua Tempat Bersejarah Islam

    Posted by Unknown No comments

    Wahabi tiada henti-hentika merusak semua tempat bersejarah umat islam, dengan berdalih syirik mereka membongkarnya, Ziarah ke tempat-tempat bersejarah seperti tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW, rumah yang pernah dihuni Rasulullah SAW bersama Siti Khadijah, makam Rasulullah SAW atau tempat-tempat yang disinggahi Nabi SAW adalah salah satu bukti nyata kecintaan seorang insan terhadap Rasulullah SAW. Peninggalan sejarah Islam itu menjadi bukti dan saksi bisu bagaimana perjuangan Rasulullah SAW dan para sahabat dalam menyebarkan agama Islam.

    Sayangnya peninggalan dan bukti sejarah Rasulullah SAW perlahan-lahan mulai hilang tak berbekas. Jika kita umat Islam berkunjung ke Mamlakah, Arab Saudi, lalu menanyakan dimana rumah tempat Nabi Muhammad SAW dulu dilahirkan atau kamarnya, maka jangan harap dapat menemukannya. Rezim Arab Saudi sudah lama menghancurkan tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW yang kini menjadi perpustakaan umum “Maktabah Makkah al-Mukarramah”. Umat Islam dari segala penjuru dunia saat ini masih senantiasa memadati tempat itu. Tujuannya satu, yakni sebagai ungkapan rasa kerinduan kepada Rasulullah SAW.
    Kini, kondisi tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW yang berukuran 10×18 meter tidak terawat dan sangat memprihatinkan. Untuk masuk ke tempat itu pun tidak mudah karena para penjaga selalu mengingatkan agar para pengunjung cukup melihat dari pintu saja dan tidak boleh berlama-lama.
    Tempat Kelahiran Nabi Dibongkar jadi Perpustakaan
    Tempat Kelahiran Nabi Dibongkar jadi Perpustakaan
    Ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, rumah itu ditinggali oleh Aqil bin Abi Thalib yang kemudian didiami oleh anak keturunannya. Selanjutnya rumah itu dibeli oleh Khaizuran, ibunda Harun Ar-Rasyid dan dibangunlah sebuah masjid. Tempat itu lalu dibongkar dan dibiarkan begitu saja. Pada tahun 1950, tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW kemudian dijadikan wakaf perpustakaan atas permintaan Syaikh Abbas Al-Qattan yang menjabat sebagai Gubernur Makkah saat itu. Kerajaan Arab Saudi pun setuju dengan syarat wakaf ini tidak bisa diperjualbelikan atau disewakan atau tidak boleh dihadiahkan kepada siapapun atau tidak bisa ditukar/ dipinjamkan kepada siapapun.
    Tahun 2014 ini, Kerajaan Arab Saudi yang bermadzhab Wahabi kembali akan membongkar tempat kelahiran rumah Nabi Muhammad SAW. Perusahaan milik keluarga Saudi, Grup Saudi Bin Laden telah mengajukan proyek penghancuran tempat lahir Rasulullah SAW untuk memuluskan pembangunan jalan bagi Imam Masjidil Haram dan istana kerajaan Saudi.
    Irfan Al-Alawi, pakar sejarah dan direktur eksekutif Heritage Research Foundation menyatakan situs bersejarah yang masih tersisa di kerajaan adalah tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW, situs itu paling penting bagi umat Islam. Situs itu sekarang terancam dibongkar. Perpustakaan kecil yang dulu dibangun pada 1950-an pun ikut dalam daftar pembongkaran. Otoritas Arab Saudi mengelak bahwa tempat itu bukanlah tempat kelahiran Nabi Muhamamd SAW dan jika tidak dibongkar dikhawatirkan akan mendorong perbuatan musyrik. Alhasil situs-situs bersejarah umat Islam terancam punah dibawah komando rezim Saudi.
    Lagi-lagi rezim Saudi dengan alasan syirik dan takut disembah umat Islam sehingga tempat itu harus dihancurkan. Jika alasannya adalah khawatir kediaman Nabi disembah dan menjadi ajang kesyirikan maka sungguh ini sangat tidak masuk akal. Benda apapun bisa menimbulkan kesyirikan, tidak hanya rumah Nabi Muhammad SAW. Mulai dari matahari, bintang, gunung, laut, sampai dengan hal-hal kecil di sekitar rumah dan yang melekat dengan diri kita pun berpotensi syirik. Sebagai contoh tengoklah Matahari yang jelas-jelas disembah, kenapa tidak dihancurkan?
    Hingga detik ini tidak ada bukti satupun yang menyatakan bahwa para Ulama dan Umat Islam sejak generasi salaf hingga sekarang ada yang menyembah rumah Nabi Muhammad SAW. Penghancuran itu justru dilakukan setelah muncul aliran Wahhabi. Dalih syirik hanya alasan Wahabi untuk menghilangkan jejak peninggalan Nabi Muhammad SAW, peninggalan terpenting umat Islam. Bahkan lihatlah bagaimana umat Islam di Masjidil Haram yang tidak pernah menyembah Ka’bah, meskipun sujud menghadap Ka’bah (sebagai Kiblat). Mereka sujud dan berdo’a di depan Ka’bah persis tapi tetap hakikatnya menyembah kepada Allah SWT bukan Ka’bah.
    Sungguh menyedihkan saat ini tempat kelahiran Nabi direncanakan akan diganti dengan komplek modern yang bernilai miliyaran dollar Amerika Serikat. Sebuah stasiun kereta akan dibangun di tempat itu untuk mengangkut para jamaah haji atau sebuah perpustakaan baru untuk menghormati Raja Abdul Aziz pendiri Rezim Saudi. Sebelumnya, gedung-gedung pencakar langit, hotel-hotel dan pusat perbelanjaan mewah sudah dan masih akan terus dibangun. Jam raksasa Abraj al-Bait sudah lama berdiri kokoh mengalahkan Masjidil Haram dan gedung-gedung tinggi lainnya.
    Pembangunan komersialisasi Makkah dan Madinah tidak lepas dari campur tangan dinasti Saud, pendiri kerajaan Arab Saudi. Keluarga kerajaan Arab Saudi yang dikenal sebagai penganut paham Wahabi telah berkuasa mulai abad ke-19. Paham Wahabi ini adalah paham baru dalam Islam yang didirikan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Dari sinilah awal mula peninggalan sejarah warisan Islam baik peninggalan Rasulullah SAW dan keluarganya, serta para sahabat dihancurkan dengan dalih menimbulkan kesyirikan.
    Sekarang mari kita lihat fakta dan realita yang dilakukan pengikut Wahabi dan pecinta Muhammad bin Abdul Wahab (pendiri Wahabi) di Arab Saudi. Di saat mereka getol membongkar sejarah peninggalan Islam termasuk tempat lahir Nabi Muhammad SAW maka di saat itu pula mereka membangun peninggalan Muhammad bin Abdul Wahhab seperti rumah Muhammad bin Abdul Wahhab, benteng Muhammad bin Abdul Wahhab, dan lainnya dan bahkan peninggalan sejarah Muhammad bin Abdul Wahhab dijaga dengan baik serta diperbaiki lebih bagus lagi dengan alasan menjaga sejarah monumental syaikh mereka tersebut. Begitu pula dengan peninggalan syaikh-syaikh Wahabi lainnya yang dibangunkan sebuah monumen yang begitu megah yang didalamnya menyimpan pernak-pernik yang pernah dipakai oleh syaikh mereka seperti kacamata, arloji, dan pena yang pernah digunakannya.
    Rumah Muhammad bin Abdulwahab (pendiri Wahabi)
    Rumah Muhammad bin Abdul Wahhab (pendiri Wahabi)
    Benteng Peninggalan Muhammad bin Abdulwahab
    Benteng Peninggalan Muhammad bin Abdul Wahhab Berdiri Kokoh
    Masjid Muhammad bin Abdul Wahhab
    Masjid Muhammad bin Abdul Wahhab Najed
    Apa yang dilakukan oleh Wahabi Saudi tidak lepas dari ulama Wahabi itu sendiri. Fatwa-fatwa ulama Wahabi ikut berperan untuk menghancurkan dan memusnahkan peninggalan sejarah Nabi Muhammad bin Abdullah SAW beserta keluarga dan para sahabatnya tetapi di sisi lain justru mengagungkan dan membangun peninggalan Muhammad bin Abdul Wahhab. Ironis sekali, peninggalan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab (Muhammad BAW) yang tidak bernilai malah dilestarikan sementara peninggalan Nabi Muhammad SAW dimusnahkan.
    Mari kita lihat dan teliti kembali fatwa-fatwa hina dan nista ulama Wahabi yang berkaitan dengan pribadi dan haq Nabi Muhammad SAW:
    • Fatwa: Wajib dibakar dan dihacurleburkan kamar Nabi Muhammad SAW begitu juga dengan kubah makam Nabi (lihat Mughni Al-Murid oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, hal. 1601).
    • Fatwa: Nabi Muhammad SAW adalah sesat sebelum menjadi Nabi (lihat Fatawa oleh Syaikh Nashiruddin Al-Albani, hal. 432).
    • Fatwa: Nabi Muhammad SAW bukanlah makhluk yang termulia (lihat At-Tawassul ‘Anwa’uhu wa Ahkamuhu oleh Syaikh Nashiruddin Al-Albani, hal. 149).
    • Fatwa: Mengharamkan safar (perjalanan) untuk ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW (lihat Fatawa Al-Albani fil Madinah wal Imarat oleh Syaikh Amr Abdul Mun’im Salim, hal. 12).
    • Fatwa: Wajib menghancurkan kubah makam Nabi Muhammad SAW (lihat Riyadlul Jannah oleh Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i).
    • Fatwa: Wajib membongkar dan memindahkan makam Nabi Muhammad SAW keluar masjid karena membiarkan makam di dalam Masjid Nabawi adalah perbuatan bid’ah (lihat Manasik al-Hajji wal ‘Umrah oleh Syaikh Nashiruddin Al-Albani, hal. 57).
    • Fatwa: Berdo’a menghadap makam Nabi Muhammad SAW adalah bid’ah dan syirik (lihat Fatwa Ibnu Utsamain min Durus wa Fatawa al-Harami al-Madani).
    • Dan masih banyak lagi fatwa ulama-ulama Wahabi yang melecehkan Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.
    Dan berikut adalah beberapa bukti peninggalan sejarah Islam yang telah dihancurkan oleh Wahabi:
    • Rumah kelahiran Nabi Muhammad SAW
    • Rumah Sayyidah Khadijah yang diubah jadi toilet
    • Rumah Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq yang diubah jadi Hotel Hilton
    • Rumah Nabi Muhammad SAW di Madinah
    • Darul Arqam, tempat pertama di mana Nabi Muhammad SAW mengajarkan Islam
    • Rumah Imam Ja’far ash-Shadiq di Madinah
    • Rumah Sayyidina Ali bin Abi Thalib dimana Sayyidina Hasan dan Husein lahir
    • Komplek Manhalla Bani Hasyim di Madinah
    • Pemakaman Jannat al-Baqi di Madinah
    • Pemakaman Jannat al-Mu’alla di Makkah
    • Makam Sayyidah Aminah binti Wahhab, ibunda Rasulullah SAW, yang diratakan dan dibakar pada 1998
    • Makam Sayyid Abdullah, ayahanda Rasulullah SAW di Madinah
    • Masjid di makam Sayyid al-Syuhada Hamza bin Abdul Muthalib
    • Masjid Fatimah az-Zahra Masjid al-Manaratain
    • Masjid dan makam Sayyid Imam al-Uraidhi bin Ja’far ash-Shadiq
    • Empat masjid di lokasi pertempuran Parit di Madinah
    • Masjid Abu Rasyid Masjid Salman al-Farsi
    • dan masih banyak lagi
    Sampai kapan ini akan berlanjut? Kejahatan-kejahatan Wahabi dibalik label “pemurnian tauhid”, ‘pemberantas syirik dan bid’ah” atau label “Kembali kepada Quran dan Sunnah” akan terus berlanjut hingga tibanya sang penegak keadilan di akhir zaman kelak yaitu al-Imam Muhammad bin Abdullah yang tersohor dengan sebutan Imam Mahdi dan beliaulah kelak yang akan memerangi mereka dan menumpas mereka yang berlindung dibawah naungan Dajjal.
    Renungkan beberapa hadits Nabi Shallahu ‘alihi wa sallam berikut ini:
    Uqbah bin Umair ra, suatu ketika menuturkan bahwa Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, pergi ke kuburan Uhud. Rasulullah menshalati mereka, sesudah delapan tahun mereka dikuburkan seperti seorang yang mengucapkan kalimat perpisahan kepada orang-orang yang meninggal.
    Usai menshalati para pejuang Uhud itu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberikan nasehat, “Aku adalah pendahulu kalian dan saksi atas kalian. Tempat bertemu kalian adalah telaga, dan aku benar-benar melihatnya (telaga) dari tempatku berdiri ini. Aku tidak khawatir kalian akan syirik, akan tetapi aku khawatir kalian akan bersaing memperebutkan dunia”,
    Kemudian, Uqbah bin Umair menyatakan : “Itu adalah saat terakhir aku melihat dan memandang Rasulullah Shallahu alaihi wassalam”. (Hadits Riwayat Imam Bukhari 3736)
    Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Aku lebih dahulu wafat daripada kalian, dan aku menjadi saksi atas kalian, dan aku demi Allah, sungguh aku melihat telagaku sekarang, dan aku diberi kunci-kunci perbendaharaan bumi atau kunci-kunci bumi, demi Allah, saya tidak mengkhawatirkan kalian akan berbuat syirik sepeninggalku, namun yang aku khawatirkan atas kalian adalah kalian berlomba-lomba mendapatkannya.” (Hadits Riwayat Imam Bukhari 6102).
    Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Aku lebih dahulu wafat daripada kalian, dan aku menjadi saksi atas kalian, dan aku demi Allah, sungguh telah melihat telagaku sekarang, dan aku diberi kunci-kunci perbendaharaan bumi atau kunci-kunci bumi. Demi Allah, saya tidak mengkhawatirkan kalian akan berbuat syirik sepeninggalku, namun yang justru aku khawatirkan atas kalian adalah kalian bersaing terhadap kekayaan-kekayaan bumi.” (Hadits Riwayat Imam Bukhari 5946).
    Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Aku mendahului kalian ke telaga. Lebar telaga itu sejauh antara Ailah ke Juhfah. Aku tidak khawatir bahwa kalian akan kembali musyrik sepeninggalku. Tetapi yang aku takutkan ialah kamu terpengaruh oleh dunia. Kalian berlomba-lomba untuk mendapatkannya kemudian berbunuh-bunuhan, dan akhirnya kalian musnah seperti kemusnahan umat sebelum kalian”. (Hadits Riwayat Imam Muslim 4249).
    Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sungguh demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan dari kalian. Akan tetapi yang aku khawatirkan atas kalian adalah bila kalian telah dibukakan (harta) dunia sebagaimana telah dibukakan kepada orang-orang sebelum kalian lalu kalian berlomba-loba untuk memperebutkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba memperebutkannya sehingga harta dunia itu membinasakan kalian sebagaimana telah membinasakan mereka.” (Hadits Riwayat Imam Bukhari 2924).
    Dan kini nyatalah hadits Rasulullah SAW di atas. Makkah dan Madinah yang menjadi pusat peradaban umat Islam sudah berubah menjadi “Las Vegas”-nya umat Islam. Proyek-proyek pembangunan yang bernilai triliyunan dollar mengalir deras di kedua kota suci umat Islam itu menggeser gaya tradisional Hijaz. Tempat yang suci nan sakral itu pun menjadi surga para pecinta dunia. Segala kemewahan dunia bisa didapat dengan mudah. Dan ini akan terus berlangsung sampai munculnya Dajjal.
    يخرج قوم من قبل المشرق يقرءون القرآن لا يجاوز تراقيهم كلما قطع قرن نشأ قرن حتى يخرج فى بقيتهم الدجال
    “Akan keluar dari arah timur sekelompok orang yang membaca Al-Quran namun tidak sampai ke kerongkongan mereka (tidak pandai memahami kandungan Al-Quran dan semua nasehat al-Quran tidak masuk ke dalam hati mereka), tiap kali putus qornnya (tanduknya/ kurunnya/ masanya) maka muncullah qorn yang lainnya (mereka akan selalu ada di setiap kurun/ qorn) hingga generasi mereka selanjutnya akan bersama Dajjal “. (Hadits Riwayat Imam Ahmad dalam musnadnya). (elhooda.net)

    Fadillah Berwudhu Sebelum Tidur

    Fadillah Berwudhu Sebelum Tidur 

    Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa tidur di malam hari dalam keadaan suci (berwudhu’) maka Malaikat akan tetap mengikuti,lalu ketika ia bangun niscaya Malaikat itu akan berucap ‘Ya ALLAH ampunilah hamba mu si fulan,kerana ia tidur di malam hari dalam keadaan selalu suci’”. (HR Ibnu Hibban dari Ibnu Umar r.a.)

    Penjelasan :
    Seseorang yang berwudhu’ sebelum tidur,maka ia tidur didalam keadaan suci dan apabila kemudian ia bangun,maka malaikat turut membacakan doa untuk memintakan ampun orang tersebut dari ALLAH SWT.

    Dengan hadits ini Rasulullah SAW memberikan semangat kepada kita supaya berwudhu’ sebelum tidur karena ALLAH adalah Zat yang Maha Suci dan mencintai kesucian.

    Oleh karena itu,orang yang berwudhu’ sebelum tidur adalah orang-orang yang memenuhi panggilan ALLAH ini,yaitu menjaga kesucian.

    Rasulullah SAW bersabda : “Syaithan mengikat tengkuk salah seorang diantara kamu ketika ia tidur dengan 3 ikatan,kemudiansyaithan itu meniup tiap-tiap ikatan dengan ucapan masih panjang waktu malam,kerana itu teruslah tidur,apabila ternyata ia bangun lalu dia mengingati ALLAH,nescaya ikatannya itu akan terlepas.Jika ia berwudhu’ maka akan terlepas satu lagi ikatan dan jika ia sholat,maka akan terlepas pulalah seluruh ikatan sehingga ia bangun dengan badan yang bersih serta semangat yang segar tetapi jika dia tidak bangun,maka perasaannya menjadi lemah lagi malas”. (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a)

    Penjelasan:
    Setiap orang yang merebahkan dirinya untuk
    tidur,maka pada saat itu syaithan akan mengikat 3 simpul talinya pada diri yang bersangkutan,apabila ternyata orang itu terus tidur sampai kewaktu pagi berarti syaithan itu berhasil,tetapiapabila ia bangun ditengah malam,kemudian dia ingat kepada ALLAH,maka ikatan syaithan tersebut terlepas dan apabila ia kemudian berwudhu’ maka ikatan tali syaithan yang kedua terlepas.

    Dan jika ia kemudian berdiri untuk solat malam,maka lepaslah seluruh ikatan tali syaithan tersebut dan orang semacam ini akan menikmati kesegaran badan dan kesegaran rohani pada pagi harinya,sehingga rasa malas menjadi hilang

    Fadillah Berwudhu Sebelum Tidur

    Posted by Unknown No comments

    Fadillah Berwudhu Sebelum Tidur 

    Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa tidur di malam hari dalam keadaan suci (berwudhu’) maka Malaikat akan tetap mengikuti,lalu ketika ia bangun niscaya Malaikat itu akan berucap ‘Ya ALLAH ampunilah hamba mu si fulan,kerana ia tidur di malam hari dalam keadaan selalu suci’”. (HR Ibnu Hibban dari Ibnu Umar r.a.)

    Penjelasan :
    Seseorang yang berwudhu’ sebelum tidur,maka ia tidur didalam keadaan suci dan apabila kemudian ia bangun,maka malaikat turut membacakan doa untuk memintakan ampun orang tersebut dari ALLAH SWT.

    Dengan hadits ini Rasulullah SAW memberikan semangat kepada kita supaya berwudhu’ sebelum tidur karena ALLAH adalah Zat yang Maha Suci dan mencintai kesucian.

    Oleh karena itu,orang yang berwudhu’ sebelum tidur adalah orang-orang yang memenuhi panggilan ALLAH ini,yaitu menjaga kesucian.

    Rasulullah SAW bersabda : “Syaithan mengikat tengkuk salah seorang diantara kamu ketika ia tidur dengan 3 ikatan,kemudiansyaithan itu meniup tiap-tiap ikatan dengan ucapan masih panjang waktu malam,kerana itu teruslah tidur,apabila ternyata ia bangun lalu dia mengingati ALLAH,nescaya ikatannya itu akan terlepas.Jika ia berwudhu’ maka akan terlepas satu lagi ikatan dan jika ia sholat,maka akan terlepas pulalah seluruh ikatan sehingga ia bangun dengan badan yang bersih serta semangat yang segar tetapi jika dia tidak bangun,maka perasaannya menjadi lemah lagi malas”. (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a)

    Penjelasan:
    Setiap orang yang merebahkan dirinya untuk
    tidur,maka pada saat itu syaithan akan mengikat 3 simpul talinya pada diri yang bersangkutan,apabila ternyata orang itu terus tidur sampai kewaktu pagi berarti syaithan itu berhasil,tetapiapabila ia bangun ditengah malam,kemudian dia ingat kepada ALLAH,maka ikatan syaithan tersebut terlepas dan apabila ia kemudian berwudhu’ maka ikatan tali syaithan yang kedua terlepas.

    Dan jika ia kemudian berdiri untuk solat malam,maka lepaslah seluruh ikatan tali syaithan tersebut dan orang semacam ini akan menikmati kesegaran badan dan kesegaran rohani pada pagi harinya,sehingga rasa malas menjadi hilang

    Ust.Muhammad Idrus Ramli

    Muhammad Idrus Ramli, lahir di Jerreng Barat, Gugut, Rambipuji, Jember, 1 Juli 1975. Pada masa kecilnya belajar al-Qur’an, tajwid, dasar-dasar agama dan gramatika Arab kepada Kiai Nasyith di Pondok Pesantren Nashirul Ulum, selain menamatkan SDN Gugut I tahun 1986. Melanjutkan belajar ke Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan (1986-2004) dengan menamatkan Ibtidaiyah (1990), Tsanawiyah (1994) dan Aliyah (1997). Tahun 1994 ditugasi mengajar di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Darut Tauhid Injelan Panggung Sampang Madura. Tahun 2003 jalan-jalan ke Inggris dalam rangka studi komparatif.

    Ketika di pesantren sejak 1996-2003 aktif di Bahtsul Masail PC NU Kabupaten Pasuruan. Tahun 2002-2004 aktif di kajian RMI Cabang Kabupaten Pasuruan. Setelah keluar dari Pondok Pesantren Sidogiri 2004, diangkat menjadi Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail NU Jember 2004-2009 sambil mengajar di Pondok Pesantren Nurul Islam Antirogo Jember. Tahun 2005 mengajar di Pondok Pesantren Nurul Musthafa Benua Lima Amuntai Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan. Tahun 2007-2012 diangkat menjadi anggota Lajnah Ta’lif wa an-Nasyr NU Jawa Timur. Tahun 2008- 2013 diangkat menjadi Ketua Lajnah Ta’lif wa an-Nasyr dan Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail NU Kencong.

    Sejak mengajar di pesantren 1998, sering mengisi pelatihan kaderisasi Ahlussunnah Wal-Jama’ah yang disebut ANNAJAH (istilah ASWAJA di Pondok Pesantren Sidogiri). Setelah keluar dari pesantren sering mengisi acara-acara seminar, halqah dan pelatihan ASWAJA di beberapa cabang NU Jawa Timur dan Jawa Tengah. Aktif di diskusi dua bulanan Institut Pemikiran dan Peradaban Islam (INPAS) Surabaya.

    Pengalaman tulis menulis dimulai sejak menjadi staf redaksi Majalah Ijtihad (1995-1996), Pemimpin Redaksi Majalah Ijtihad (1997), Pemimpin Umum Buletin Istinbath (1998-2001), dan Pemimpin Redaksi Jurnal TAMASYA (2003), di Pondok Pesantren Sidogiri. Aktif menulis di beberapa media seperti Majalah Santri (RMI), Aula (NU Jawa Timur), Jurnal al-Insan Jakarta, Buletin Sidogiri, Jurnal Maktabatuna (Pondok Pesantren Sidogiri), Majalah Aschol (Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Demangan Bangkalan), Majalah Khittoh (NU Jember) dan lain-lain. Tahun 2008-2013 menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Milenia ASWAJA (NU Rencong).

    Aktif dakwah meluruskan faham aswaja di indonesia dan sering diundang debat ilmiyah.

    Ust.Muhammad Idrus Ramli

    Posted by Unknown No comments

    Muhammad Idrus Ramli, lahir di Jerreng Barat, Gugut, Rambipuji, Jember, 1 Juli 1975. Pada masa kecilnya belajar al-Qur’an, tajwid, dasar-dasar agama dan gramatika Arab kepada Kiai Nasyith di Pondok Pesantren Nashirul Ulum, selain menamatkan SDN Gugut I tahun 1986. Melanjutkan belajar ke Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan (1986-2004) dengan menamatkan Ibtidaiyah (1990), Tsanawiyah (1994) dan Aliyah (1997). Tahun 1994 ditugasi mengajar di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Darut Tauhid Injelan Panggung Sampang Madura. Tahun 2003 jalan-jalan ke Inggris dalam rangka studi komparatif.

    Ketika di pesantren sejak 1996-2003 aktif di Bahtsul Masail PC NU Kabupaten Pasuruan. Tahun 2002-2004 aktif di kajian RMI Cabang Kabupaten Pasuruan. Setelah keluar dari Pondok Pesantren Sidogiri 2004, diangkat menjadi Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail NU Jember 2004-2009 sambil mengajar di Pondok Pesantren Nurul Islam Antirogo Jember. Tahun 2005 mengajar di Pondok Pesantren Nurul Musthafa Benua Lima Amuntai Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan. Tahun 2007-2012 diangkat menjadi anggota Lajnah Ta’lif wa an-Nasyr NU Jawa Timur. Tahun 2008- 2013 diangkat menjadi Ketua Lajnah Ta’lif wa an-Nasyr dan Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail NU Kencong.

    Sejak mengajar di pesantren 1998, sering mengisi pelatihan kaderisasi Ahlussunnah Wal-Jama’ah yang disebut ANNAJAH (istilah ASWAJA di Pondok Pesantren Sidogiri). Setelah keluar dari pesantren sering mengisi acara-acara seminar, halqah dan pelatihan ASWAJA di beberapa cabang NU Jawa Timur dan Jawa Tengah. Aktif di diskusi dua bulanan Institut Pemikiran dan Peradaban Islam (INPAS) Surabaya.

    Pengalaman tulis menulis dimulai sejak menjadi staf redaksi Majalah Ijtihad (1995-1996), Pemimpin Redaksi Majalah Ijtihad (1997), Pemimpin Umum Buletin Istinbath (1998-2001), dan Pemimpin Redaksi Jurnal TAMASYA (2003), di Pondok Pesantren Sidogiri. Aktif menulis di beberapa media seperti Majalah Santri (RMI), Aula (NU Jawa Timur), Jurnal al-Insan Jakarta, Buletin Sidogiri, Jurnal Maktabatuna (Pondok Pesantren Sidogiri), Majalah Aschol (Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Demangan Bangkalan), Majalah Khittoh (NU Jember) dan lain-lain. Tahun 2008-2013 menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Milenia ASWAJA (NU Rencong).

    Aktif dakwah meluruskan faham aswaja di indonesia dan sering diundang debat ilmiyah.

    Kanggo Usholi Sholate NU

    Sekian lama terpenjam dan sekia lama menahan celotehan kaum salafiyun di daerah cikarang, sambil menunggu saat dan moment yang tepat, Alhamdulillah semenjak jama'ah di kuatkan dengan aqidah Aswaja, akhirnya gerombolan Salafiyun khususnya di masjid daerahku   bubar, dengan lantunan shalawat  Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf  yang berjudul Padang Bulan mebuat mereka membisu.

    Katanaya Bid'ah Teryanta Sunah

    • Imam Nawawi dalam kitab Al-Minhaj menyebutkan: “Niat itu tempatnya didalam hati dan disunnatkan melafazkannya sesaat sebelum takbir”.
    • Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Tuhfatul Muhtaj II/12 : “Dan disunnatkan melafazkan apa yang diniatkan sesaat menjelang takbir agar supaya lisan dapat menolong hati dan juga untuk keluar dari khilaf orang yang mewajibkannya walaupun (pendapat yang mewajibkan ini) adalah syaz yakni menyimpang. Kesunnatan ini juga karena qiyas terhadap adanya pelafazan dalam niat haji”.
    • Imam Ramli dalam Nihayatul Muhtaj jilid 1/437 : “Dan disunnatkan melafazkan apa yang diniatkan sesaat menjelang takbir agar supaya lisan menolong hati dan karena pelafazan itu dapat menjauhkan dari was-was dan juga untuk keluar dari khilaf orang yang mewajibkan”.

    Pendapat para ulama madzhab yang empat dalam masalah talaffudh bin niyyah.
    • Dr.Wahbah Zuhaili dalam kitabnya Al-Fighul Islami jilid 1/767 menyebutkan:“Disunnatkan melafazkan niat menurutjumhur ulama selain madzhab Maliki”.
    Dalam kitab yang sama jilid 1/214, menurut madzhab Maliki diterangkan bahwa: “Yang utama adalah tidak melafazkan niat kecuali bagi orang yang was-was, maka disunatkanlah baginya melafazkan agar hilang daripadanya keragu-raguan”.
    Dengan keterangan diatas dapat kita simpulkan:  
    Sunnat melafazkan niat shalat atau membaca ushalli sesaat menjelang takbiratul ihram dengan tujuan agar lidah menolong hati atau agar terhindar dari was-was (kebimbangan dan keragu-raguan).
    Fatwa semacam ini adalah fatwa dalam madzhab Hanafi, Syafi’i dan madzhab Hambali. Adapun madzhab Maliki, maka disunnatkan bagi yang berpenyakit was-was saja.

    Kanggo Usholi Sholate NU

    Posted by Unknown No comments

    Sekian lama terpenjam dan sekia lama menahan celotehan kaum salafiyun di daerah cikarang, sambil menunggu saat dan moment yang tepat, Alhamdulillah semenjak jama'ah di kuatkan dengan aqidah Aswaja, akhirnya gerombolan Salafiyun khususnya di masjid daerahku   bubar, dengan lantunan shalawat  Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf  yang berjudul Padang Bulan mebuat mereka membisu.

    Katanaya Bid'ah Teryanta Sunah

    • Imam Nawawi dalam kitab Al-Minhaj menyebutkan: “Niat itu tempatnya didalam hati dan disunnatkan melafazkannya sesaat sebelum takbir”.
    • Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Tuhfatul Muhtaj II/12 : “Dan disunnatkan melafazkan apa yang diniatkan sesaat menjelang takbir agar supaya lisan dapat menolong hati dan juga untuk keluar dari khilaf orang yang mewajibkannya walaupun (pendapat yang mewajibkan ini) adalah syaz yakni menyimpang. Kesunnatan ini juga karena qiyas terhadap adanya pelafazan dalam niat haji”.
    • Imam Ramli dalam Nihayatul Muhtaj jilid 1/437 : “Dan disunnatkan melafazkan apa yang diniatkan sesaat menjelang takbir agar supaya lisan menolong hati dan karena pelafazan itu dapat menjauhkan dari was-was dan juga untuk keluar dari khilaf orang yang mewajibkan”.

    Pendapat para ulama madzhab yang empat dalam masalah talaffudh bin niyyah.
    • Dr.Wahbah Zuhaili dalam kitabnya Al-Fighul Islami jilid 1/767 menyebutkan:“Disunnatkan melafazkan niat menurutjumhur ulama selain madzhab Maliki”.
    Dalam kitab yang sama jilid 1/214, menurut madzhab Maliki diterangkan bahwa: “Yang utama adalah tidak melafazkan niat kecuali bagi orang yang was-was, maka disunatkanlah baginya melafazkan agar hilang daripadanya keragu-raguan”.
    Dengan keterangan diatas dapat kita simpulkan:  
    Sunnat melafazkan niat shalat atau membaca ushalli sesaat menjelang takbiratul ihram dengan tujuan agar lidah menolong hati atau agar terhindar dari was-was (kebimbangan dan keragu-raguan).
    Fatwa semacam ini adalah fatwa dalam madzhab Hanafi, Syafi’i dan madzhab Hambali. Adapun madzhab Maliki, maka disunnatkan bagi yang berpenyakit was-was saja.

    Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.
    back to top